Kamis, 13 Maret 2014

islam

Ketika Cinta Berlabuh di Hatimu



“Ukhti, aku mencintaimu karena Allah” sebuah sms masuk dari seorang ikhwan kepada teman saya. Ia hanya diam. Entahlah, apa yang ada dalam hatinya. Mungkin sedang berbunga-bunga. Yang jelas, roman wajahnya telihat seperti orang yang dilanda asmara.
Beberapa minggu kemudian...
“Ukhti, anti tenang saja. Suatu saat ana akan melamar anti. Sekarang kita jalani saja dulu. Sambil kita mempersiapkan semuanya” janji ikhwan itu melalui sms, setelah keduanya makin dekat.
Teman saya cukup sabar menunggunya. Entahlah, karena memang saking cintanya atau bagaimana. Sampai suatu saat dalam sebuah telpon singkat..
“Maaf ukhti, sepertinya hubungan kita tak bisa dilanjutkan” Saya ikut terenyuh mendengarnya, saya lihat gurat-gurat kesedihan mulai bersemayam di hati teman saya.
“Ukh… “ matanya mulai berkaca-kaca
“Iya?”
“Yang sabar ya ukh, mungkin dia bukan yang terbaik untuk anti” kata saya mencoba membesarkan hatinya. “Mungkin Allah punya rencana lain di balik semuanya”
“Iya ukh… “
Ya, saya tahu apa yang ia rasakan. Sungguh menyakitkan memang. Setelah ikhwan tersebut menyatakan cintanya, kemudian memberikan janji palsu bahwa suatu saat akan melamarnya, di hari ulang tahun teman saya itu justru ikhwan tersebut menghancurkan semua mimpi yang telah ia bangun.
“Ukh, insya Allah dalam waktu dekat ini saya akan menikah dengan fulanah” kata ikhwan itu dalam sebuah sms.
Teman saya hanya diam tak dapat berkata-kata. Lagi dan lagi saya lihat gurat-gurat kesedihan yang amat mendalam. Setelah ikhwan tersebut memutuskan hubungan dengannya dan menghancurkan semua mimpi-mimpinya dengan gampangnya dia mengatakan akan menikah dengan fulanah.
“Sabar ukh… “ kata saya memegang pundaknya. Kurangkul ia erat-erat. Tangisnya mulai pecah. Suasana menjadi haru. “Mungkin inilah jalan yang terbaik yang Allah berikan. Ada pesan yang ingin Allah sampaikan”
“Ingat ukh, laki-laki yang shalih untuk wanita yang shalihah. Anti terlalu shalihah buat dia” saya menghiburnya. Dan dia mulai tersenyum.
Akhwati fillah... seperti yang kita ketahui, bahwa kita semua punya hati dan perasaan. Tak terkecuali perasaan terhadap ikhwan. Kadang kala seringnya beraktifitas bersama membuat kita mengetahui banyak hal akan kelebihan dan kekurangannya. Awalnya cuma kagum. Lama-lama berubah menjadi sangat kagum dan saling mengagumi. Lalu tumbuhlah rasa cinta. Dan seperti yang saya sebutkan dalam tulisan sebelumnya, witing trisno jalaran soko syuro eh ‘afwan soko kulino maksudnya, hehe. Cinta berawal dari kebiasaan saling bersama. Mungkin awalnya tidak suka tapi karena seringnya interaksi bersama akhirnya tumbuhlah rasa cinta itu.
Lantas bagaimana kalau rasa cinta itu tumbuh diantara ikhwan dan akhwat?
Akwati fillah, saya sering berpesan kepada adik-adik saya di asrama, “Boleh kalian suka dan jatuh cinta sama ikhwan. Namun ketika kalian belum siap untuk menikah, tak perlu rasa cinta itu diungkapkan. Misalnya dengan memberikan perhatian yang berlebihan, sms-an, atau yang lebih parah saling ketemuan. Cukuplah rasa cinta itu menjadi rahasia kita dengan Allah. Kalau toh memang jodoh, pasti Allah akan mempertemukan kita dengannya dalam suatu ikatan suci pernikahan.”
Cerita teman saya tersebut memberikan pelajaran bagi kita terutama para akhwat, jangan mudah terpengaruh dengan rayuan “gombal” ikhwan. Ikhwan yang berniat baik sama kita, pasti dia akan mengajak ta’aruf sama kita secara resmi entah itu lewat murabbiyah atau lewat teman, bahkan langsung ketemu orang tua.
Saya tahu, mungkin ketika dia mengatakan suka sama kita, kita juga menyukainya. Namun kita tak boleh lengah oleh kata-kata dan janji “palsu” yang diberikannya. Kita harus tegas bahwa cara seperti ini bukan cara yang syar’i. Saling suka sama suka lantas menjalin hubungan tanpa diketahui siapapun. Kemudian memberikan perhatian berlebih entah itu sekedar lewat sms mengingatkan tahajjud atau dalam bentuk nyata, misalnya ngasih hadiah. Meskipun hadiah itu berupa Al-Quran.
Seorang laki-laki lewat di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi berkata (kepada para sahabatnya), “Bagaimana pendapat kalian mengenai laki-laki ini?” Para sahabat menjawab “Laki-laki in pantas jika melamar dinikahkan, jika meminta tolong ditolong, jika berkata didengar”. Nabi diam. Kemudian lewat lagi laki-laki dari kalangan fakir miskin, maka Nabi bertanya , “Bagaimana pendapat kalian tentang laki-laki ini?” Mereka menjawab, “Laki-laki ini pantas jika melamar lamarannya ditolak, jika meminta tolong maka tidak diberi pertolongan, jika berkata tidak didengar.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Laki-laki yang terakhir ini lebih baik dari sepenuh bumi laki-laki seperti itu” (HR. Bukhari).
Hadits di atas memberikan pelajaran bagi kita, bahwa penilaian kita terhadap seseorang kadang bertolak belakang dengan penilaian Allah. Apa yang kita lihat secara dhohir di hadapan kita baik, bisa jadi di mata Allah tidak bernilai apa-apa. Begitu pula dengan penilaian kita terhadap ikhwan. Bisa jadi ikhwan yang ketika jalan menundukkan pandangan, sering orasi, aktif di organisasi ini, dan segala kelebihannya ternyata adalah orang-orang yang tidak bisa menjaga ‘izzah-nya yaitu dengan mengajak antunna menjalin hubungan tanpa status, memberikan janji-janji palsu untuk menikah, dan ujungnya berakhir tragis seperti cerita teman saya di atas.
Akhwati filllah…
Sekali lagi katakan TIDAK untuk ikhwan yang mengajak ke arah HTS (hubungan tanpa status). Walau sebesar apapun rasa suka kita sama dia. Dan ingat! Jangan kita terjebak sama rayuan “gombal” ikhwan seperti itu. Ikhwan yang berniat baik tidak akan tidak akan memberikan janji dan mimpi palsu. Apapun alasannya. Ia pasti akan mengajak anti melakukan ta’aruf seacara resmi melalui perantara baik itu teman atau murabbiyah. Bahkan mereka akan datang langsung ke rumah, menemui ibu dan ayah. Wallahu a’lam bish shawab. [Ukhtu Emil]

islam

Tentang Cinta dan Lapang Dada



“Mencintai dan dicintai adalah sebuah anugerah terindah bagi makhluk yang bernyawa. Ya Allah, izinkan aku untuk tetap mencintainya dan menyayanginya hanya karenaMu semata“. Itulah sebuah kutipan yang tak sengaja aku temukan dari buku baru milik temanku yang tergeletak di dekat tempat tidurnya.
Memang dunia ini akan terasa indah apabila ada cinta. Entah itu cinta orangtua kepada anaknya atau sebaliknya, cinta seorang suami kepada istrinya atau sebaliknya, cinta seorang guru kepada muridnya atau sebaliknya, bahkan bisa jadi cinta seorang sahabat.

“Sebenarnya aku masih sayang dia ukh, tapi kenapa dia selalu menyakiti hati ini?” itulah sebuah kalimat yang seminggu lalu aku lontarkan kepadanya. Dia hanya tersenyum ketika aku menyampaikan uneg-uneg tentang persahabatanku saat ini yang sedang memudar.
“Anti menyayanginya karena Allah kan?“ Aku manggut-manggut mengiyakan pertanyaannya. “Trus ngapain anti menangis? kan sudah jelas bahwa anti menyayangi dan mencintainya bukan karena apa-apa, tapi semua itu karena Allah”, jelasnya pasti. Aku tertegun mendengar jawaban itu. Sontak aku ingin berteriak, bodohnya diriku. Tapi....
“Kok anti melamun? nangisnya nggak dilanjutin lagi ta, hehe...”, ledeknya. Aku pun tersenyum dan segera kuseka airmataku. Aku dipeluknya erat dan tiba-tiba..., ”Hiks...hiks...hiks”. Segera kulepas pelukannya dan dengan bingung bercampur heran, aku tatap wajahnya yang basah karena airmata.
“Anti kenapa, kok menangis? Afwan ya ukh kalo aku membuatmu sedih” tanyaku. Dia menggelengkan kepala, cepat-cepat dia hapus airmatanya dan melemparkan senyum kepadaku.
“Ukhtiku yang cantik, aku menangis bukan karena kamu, tapi aku menangis karena aku teringat dengan sebuah kenangan yang sama denganmu. Itu semua sudah berlalu, karena aku tahu cintaku kepadanya hanya karena Allah. Jadi meskipun kita sudah tidak bersama lagi, aku akan tetap selalu menyelipkan do’a untuknya di setiap sholat malamku. Itulah arti sebuah ukhuwah uktiku sayang. Kita harus selalu berlapang dada dengan orang-orang yang kita sayangi, tak peduli mereka sayang dengan kita atau bahkan mereka sangat membenci kita. Itulah yang membuatku menangis, bukan karena kenangan yang telah berlalu, tapi karena indahnya mencintai karena Allah dan berlandaskan lapang dada”. Subhanallah, damai rasanya hati ini ketika mendengar kata-katanya.
Hidup tanpa masalah bagaikan lautan tanpa ikan alias gak seru, hehe... Sobat, inilah fenomena yang kerap kali menyapa kita. Karena ini adalah hidup yang harus kita jalani setiap harinya. Rasa sayang dan benci silih berganti. Namun semua itu bisa kita atasi, asalkan kita memiliki rasa lapang dada yang luar biasa.
Sobat, kita mesti tahu tingkatan-tingkatan dalam ukhuwah, di mana salah satu tingkatan tersebut adalah berlapang dada atau salamatusshodr. Berlapang dada itu sangat mudah kita ucapkan tapi sangatlah sulit kita lakukan. Tak semua orang yang tersakiti hatinya mampu memerankan sikap lapang dada ini di dalam dirinya.
Dan tak semua orang yang mempunyai cinta mau memaafkan dengan ikhlas kesalahan orang yang sangat dicintainya. Terkadang orang yang telah menyakiti kita telah meminta maaf, tapi ketika kita bertemu dengannya, tak ada lagi senyum menawan untuknya. Padahal lapang dada ini adalah tingkatan yang paling rendah dalam ukhuwah. Jika yang paling rendah saja kita tak mampu, bagaimana bisa kita melakukan tingkatan yang paling tinggi????
Sobat, kita adalah manusia yang selalu diikuti bayang-bayang khilaf dan dosa. Tidak bisa dipungkiri lagi kalau ada orang yang menyakiti kita, kita tidak sakit hati. Ini mustahil!!! Dan tidak mungkin juga cinta kita terhadap seseorang tidak terkikis sedikitpun bilamana orang tersebut menyinggung perasaan kita. Inilah sifat manusiawi dari seorang makhluk paling sempurna di dunia ini. Inilah kita!!! Tapi, ada seseorang di jaman Rosul shallallahu 'alaihi wasallam yang dijamin masuk syurga hanya karena sifat lapang dada yang dimilikinya.
Dia dijamin masuk syurga bukan karena amalan-amalan ibadah mahdlah yang dia miliki. Bukan juga karena dia dekat dengan Baginda Rosul. Tapi dia dijamin masuk syurga karena disetiap dia memejamkan mata di malam hari, dia selalu memaafkan dengan lapang dada dan penuh keikhlasan semua kesalahan orang-orang yang dijumpainya dan yang tak dijumpainya sejak dia membuka mata sampai kembali memejamkan mata. Dan itu tidak dia lakukan sehari dua hari, tapi itu dia lakukan setiap hari ketika dia hendak memejamkan mata di malam hari. Luar biasa!
Sobat, saatnya kita mencoba mencintai seseorang tulus karenaNya. Dan inilah saatnya kita belajar, bagaimana menerapkan dan mengalirkan sifat salamatusshodr ini dalam diri kita untuk orang-orang yang kita cintai dan kita sayangi ketika mereka menyentil hati ini. Tetap berikanlah senyuman terindahmu kepada orang-orang yang telah menyakiti hatimu, walau itu baru atau sudah kadaluwarsa. Tak ada kata terlambat untuk mencobanya, Sobat! Karena pintu syurga masih terbuka untukmu...
Wallahu a’lam bisshowab.
[Heny Rizani]/bersamadakwah.com

Islam

Ketika Cantikmu Hanya untuk Allah



pernah nggak ngeliat orang yang nggak cantik cantik amat, tapi mata kita nggak jenuh memandang???
aku pernah aku pernah....
ada tuh, temen cerita kalo dia pernah baca buku yang didalamnya sesorang bertanya pada seseorang yang punya wajah nggak cantik cantik amat, tapi mata orang yang bertanya ini nggak jenuh mandangin dia... lalu tiba- tiba muncullah sebuah jawaban yang seketika membuat bulu roma berdiri karna shock *haha.. rada lebay boleh lah ya.. tapi ini emang bener. muslimah yang punya wajah yang tak bosan dipandang itu menjawab bahwa dirinya selama 5 tahun terakhir selalu rutin berpuasa senin-kamis..
subhanallah.....
wah wah,,, bikin ngiri aja ya,,,
muslimah,, tahu nggak, kenapa kejadian di cerita singkat yang aku ulas sedikit diatas bisa begitu??? sebenarnya bukan puasanya yang bikin si wanita itu cantik loh... tapi niatnya untuk berpuasa itulah kuncinya. yakni dia melakukan semua itu semata-mata
hanya untuk Allah. bukan karna alasan-alasan lainnya. kalopun kita bilang kalo kita pengen juga cantik dan nggak bosan dipandangi orang seperti yang terjadi pada wanita dalam cerita, terus kita juga ngelakuin hal yang sama dalam rentang waktu yang mungkin juga sama, atau bahkan lebih lama, ya belum tentu lah..  niat nya aja udah salah. masa puasa untuk cantik. puasa itu untuk Allah dong,,, pahala dan ridho-Nya dapet, cantiknya juga dapet deh... asik kan...
muslimah,,, tahu nggak??
ketika cantikmu hanya untuk Allah......
akan terjadi banyak keajaiban
bahwasanya dalam buku yang pernah aku baca...
ketika Allah cinta pada Fulanah..
maka Allah akan berseru pada Jibril bahwasanya ia cinta pada Fulanah.
Lalu jibril menyeru pada sekalian langit..
kemudian langit akan mengabarkannya pula keseluruh pelosok bumi
hingga segala apa yang ada dilangit
dan apa yang ada di bumi mencintai Fulanah
karena apa??
karena ALLAH sang pemilik cinta nan abadi mencintai Fulanah
jadi, kesimpulannya, jika kita berusaha untuk cantik dimata ALLAH
yaitu dengan menuruti segala pperintah-Nya dan menjauhi segala larangan_Nya dengan sebenar-benarnya, niscaya seluruh penjuru langit da bumi pun ikut serta dalam cintanya....
hayo... siapa yang nggak mau sih cantik di mata ALLAH??
mau dong ya??
jadi muslimah, jangan pernah sia-siakan kecantikanmu,, apalagi sampe menjualnya... ih,, jangan deh ya... kalo kita mencintai dan dicintai oleh ALLAH, nggak ada deh tu yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan . beda kalo sama manusia,,, oke ya??
jadi gimana???
yuk, sama2 merebut cintanya ALLAH :)
(Sumber: Ukhty Sarah^^/http://kuaskecilku.blogspot.com)

Islam

Beauty with HIJAB

CANTIK itu bukan yang AURATnya terpampang, tapi CANTIK itu yangAURAnya terpancar...

Hijab Itu Adalah Ketaatan Kepada Allah Dan Rasul

Hijab Itu ‘Iffah (Kemuliaan)

Hijab Itu Kesucian

Hijab Itu Pelindung

Hijab Itu Taqwa

Hijab Itu Iman

Hijab Itu Haya’ (Rasa Malu)

Hijab Itu Perasaan Cemburu


Jika seorang wanita muslimah memakai hijab (jilbab), secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki “Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu serta kamu juga bukan milikku, tetapi saya hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang yang merdeka dan tidak terikat dengan siapa pun dan aku tidak tertarik kepada siapa pun, karena saya jauh lebih tinggi dan terhormat dibanding mereka yang sengaja mengumbar auratnya supaya dinikmati oleh banyak orang.”(Ukhty Sarah)

Sumber: http://kuaskecilku.blogspot.com/2013/05/beauty-with-hijab.html

about love

Cinta Terkembang Jadi Kata



Selalu begitu. Cinta selalu membutuhkan kata. Tidak seperti perasaan-perasaan lain, cinta lebih membutuhkan kata lebih dari apapun. Maka ketika cinta terkembang dalam jiwa tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan yang tak terbendung untuk menyatakannya. Sorot mata takkan sanggup menyatakan semuanya.
Tidak mungkin memang. Dua bola mata kita terlalu kecil untuk mewakili semua makna yang membuncah di laut jiwa saat badai cinta datang. Mata yang sanggup menyampaikan sinyal pesan bahwa ada badai dilaut jiwa. Hanya itu. Sebab cinta adalah gelombang makna-makna yang menggores langit hati, maka jadilah pelangi; goresannya kuat, warnanya terang, paduannya rumit, tapi semuanya nyata. Indah.

Itu sebabnya ada surat cinta. Ada cerita cinta, ada puisi cinta, ada lagu, semuanya adalah kata. Walaupun tidak semua kata mampu mewakili gelombang makna-makna cinta, tapi badai itu harus diberi kanal; biar dia mengalir sampai jauh. Cinta membuat makna-makna itu jadi jauh lebih nyata dalam rekaman jiwa kita. Bukan hanya itu. Cinta bahkan menyadarkan kita pada wujud-wujud lain dari kita; langit, laut, gunung, padang rumput, tepi pantai, gelombang, purnama, matahari, senja, gelap malam, cerah pagi, taman bunga, burung-burung... tiba-tiba semua wujud itu punya arti... tiba-tiba semua wujud itu masuk kedalam